Menghafal al qur’an dan belajar bahasa berdasarkan teori behaviorisme

Tahfidz Al-amanah Banjarmasin


Di saat saya dulu masih duduk di kelas sekolah dasar, bisa dikatakan banyak orang tua yang hanya berfokus ingin menjadikan anaknya pandai dalam matematika dan bahasa inggris. Tidak salah lagi karena jika menguasai kedua mata pelajaran ini maka anak tersebut bisa dikategorikan siswa yang berprestasi. Alhamdulillah, saat ini konsep tersebut mulai berubah kearah lebih baik. kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan agama mulai meningkat dimulai dengan bertebarannya sekolah-sekolah yang berbasis tahfidz al-qur’an. Sungguh suatu keberuntungan bagi orang tua yang berhasil mencetak generasi anak yang mampu menghafal sampai 30 juz al-qur’an. Selain itu, menurut Nastiti (2005) dampak menghafal al-qur’an dan daya ingat anak sangat baik. Jadi, selain ingin menjadikan anak berprestasi dalam akademik namun juga berprestasi dalam akhirat

Sebagai seorang yang mempunyai basik dalam pembelajaran bahasa, saya pun ingin ikut membantu dalam mempermudah siapa saja yang ingin menghafal al-qur’an bukan hanya untuk anak kecil namun untuk semua umur dengan beberapa teori yang saya telah pelajari. Berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari bahasa asing dan menghafal al qur’an memiliki teori dasar yang sama. Saya mencoba menjabarkan sebuah teori yang mungkin sudah diterapkan lama dengan sedikit masukan untuk mempelajari al-qur’an dan bahasa. Mungkin dalam tulisan ini akan cukup panjang, saya harap nanti akan ada waktu untuk membahas khusus masing-masing tentang tiga komponen dalam tulisan ini. Yakni tentang teori behaviorisme serta penerapannya yang tepat dalam menghafal al-qur’an dan belajar bahasa asing.

Dapat dipastikan bagi mereka yang mengecam pendidikan di fakultas pendidikan akan bertemu dengan yang namanya teori behaviorisme. Dalam mengajar apa saja, para guru di abad ke 19 dan 20 sering menggunakan teori ini. Teori behaviorisme dikenal juga dengan empirisme atau stimulus-response theory. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1913 oleh psikolog Amerika John B. Watson. Teori ini intinya adalah tentang habit formation alias pembentukan kebiasaan.  Dengan kata lain, pembelajaran berdasarkan teori ini adalah bagaimana seorang mempelajari suatu hal dengan berulang-ulang sehingga menguasai betul terkait apa yang dia pelajari.

Mari kita bahas satu per-satu:

Dalam menghafal al-qur’an, ada sebuah teknik yang ramai digunakan.  Setelah mempelajari tajwid dengan baik dengan benar, maka penghafal al-qur’an dapat memulai hafalannya yakni dengan membaca 20 kali setiap ayat, setelah sampai ayat kelima di ulang dari ayat kesatu hingga kelima sebanyak 20 kali juga. Teknik ini sangat jelas berlandaskan teori behaviorisme dimana dengan membaca berulang-ulang maka ayat yang dibaca akan semakin mudah dihafal oleh otak. Lebih banyak lagi pengulangan baik 40, 70, atau bahkan 100 kali, akan membuat hafalan lebih kuat didalam otak. Tahukah kenapa ketika membaca surah alfatihah begitu lancar, bahkan ketika pikiran kita melayang entah kemana, bacaan surah tersebut tetap mengalir lancar? Tidak lain tidak bukan jawabannya adalah karena kita terus dan terus saja mengulang membaca surah tersebut. Dalam sehari saja minimal kita membacanya 17 kali, belum lagi dengan tambahan sholat sunnah dan wirid selepas sholat. Oleh karena itu kawan, dalam menghafal al-qur’an sangat diperlukan niat yang kuat, kesungguhan, dan keistiqamahan. Setelah hafal, maka perlu diulang. Hafal yang ada setelah melekat keotak perlu sering dipanggil sehingga bisa otomatis bisa seperti surah al-fatihah. Jangan berputus asa bila kita menemukan ayat-ayat yang sukar untuk dihafal, intinya Allah ingin kita untuk lagi dan lagi mengulang dan mengkaji makna dari surah tersebut. Dan teakhir, agar menghafal al-qur’an menjadi lebih bermakna, maka sebelum menghafal, bacalah arti terjemahan ayat yang mau dihafal, minimal satu kali, dan lebih baik lima sampai 20 kali juga sehingga kita hafal sekaligus dengan arti.

Untuk menjaga konsistensi, kawan-kawan dapat menggunakan mutaba’ah atau rapot sejauh mana pencapaian yang sudah kawan capai. Tidak lupa, jika menghafal sambil disertai kesibukan yang lain jangan memasang target terlalu tinggi, sesuaikan dengan kemampuan, nanti kecewa bila tidak tercapai atau terhenti ditengah-tengah jalan. Namun, jika memang mantap di dalam hati ingin segera hafal al-qur’an alias target tinggi ingin cepat hafal 30 juz maka lebih baik mondok saja biar fokus sekalian.

Pembahasan selanjutnya adalah terkait mempelajari bahasa asing. Dalam belajar bahasa inggris, ada sebuah buku legend yang mungkin akan sangat mudah dikenali oleh bapak-bapak atau ibu-ibu kita yang sedang belajar bahasa inggris saat itu, nama buku itu adalah English 900(nine hundred). Sistem pembelajaran yang berdasarkan buku itu, maka teori yang melandasinya sangat pasti adalah teori behaviorisme dengan metode yang sangat populer saat itu adalah audio lingual dimana dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat ditekankan pada listening dan speaking dengan menggunakan drill alias pengulangan. Di dalam buku 900 terdapat berbagai contoh percakapan dengan berbagai macam situasi sehingga diharapkan dengan sering dipraktikkan maka siswa yang belajar akan mampu secara otomatis menggunakan kalimat yang tepat pada situasi yang tepat.

Saat ini, sistem seperti ini memang banyak menuai kritik dibanding dengan metode komunikatif yang dianggap sebagai metode paling sesuai dengan perkembangan sistem pendidikan abad ke-21, namun dengan sedikit inovasi dan penggabungan dengan metode lain, sistem audiolingual masih dapat menjadi metode yang effektif dalam pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengulana akan suatu vocabulary namun dengan memasukan makna didalamnya sehingga dalam pengulanan siswa diharapkan juga dapat memahami makna dari kosakata yang disampaikan. Dan hendaknya materi yang disampaikan disesuaikan dengan yang siswa butuhkan sehingga vocabulary yang diajarkan dapat terus diulang digunakan didalam kelas maupun diluar kelas.

Bagi seorang yang ingin belajar bahasa asing, berdasarkan teori ini dan saran yang saya sebutkan diatas, maka teknik yang bisa diterapkan adalah dengan banyak menguasai lagu berbahasa asing (kevin, 2011) dan juga banyak-banyak menonton video percakapan para native speaker alias pembicara asli (Cakir, 2006). Dalam menyanyi jelas kalian akan mendalami makna dari lirik yang ada, hal itu membuat belajar kalian lebih menyenangkan. Disamping itu, dalam mempelajari musik dalam berbahasa inggris kalian pun akan belajar mengenai bagaimana pronunciation yang tepat. Asik sekali bukan?

Untuk video, kalian bisa meliat siaran berita ataupun vlog dari para native speaker. Saya sarankan sih keduanya, karena dengan menonton berita kalian akan belajar bahasa inggris untuk keadaan formal dan untuk vlog pribadi kalian akan belajar slank dan idiom. Untuk lebih efektif, maka ketika orang tersebut selesai berbicara satu atau dua kalimat, kalian bisa pause dan ucapkan dengan ekspresi dan pronounciation yang sama dengan apa yang disampaikan orang tersebut, hal ini akan membantu kalian agar lebih fluent alias lebih fasih dalam berbahasa inggris.

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan pengalaman pribadi saya, sering-seringlah kunjungin subcribe di youtube channel seperti TedX atau semacamnya. Disana kalian akan belajar bagaimana untuk public speaking yang lebih baik dalam bahasa inggris. Perlu juga sesekali nanti kita presentasi, apalagi bagi kalian yang bercita-cita kuliah di luar negeri dimana kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris dan kemampuan presentasi sangat diperlukan untuk mengambil hati dosen.

Jadi sebenarnya belajar menghafal ataupun berbahasa itu mudah, murah dan menyenangkan. Kalian tidak perlu les atau semacamnya asalkan kalian mempunyai niat yang kuat, kesungguhan, dan konsistensi dalam menjalankan hal tersebut kalian pasti akan mendapat hasil yang memuaskan. Cukup jadwalkan satu minggu kalian akan memperdalam satu lagu dan satu video. Dalam satu tahun dijamin bahasa inggris kalian akan sangat-sangat baik.

Terakhir, tidak ada gading yang tak retak, pasti setiap teori ada kelemahan, yang penting kita hanya perlu mencari yang paling sesuai dengan diri kita dan mengamalkannya.Teori behaviorisme ini sangat cocok bagi kawan-kawan yang pemalas menggunakan otak dan imajinasinya. Karena inti dari penerapan teori ini adalah pengulangan bukan pemahaman makna seperti teori konstruktivisme.

Mudah-mudahan postingan ini ada manfaatnya, terimakasih banyak sudah membaca. Ditunggu kritik, saran dan pertanyaannya ataupun sharing hal lain terkait hal yang saya tulis diatas.


Cheers J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

muhasabah rindu kami

Apakah rupiah benar-benar baik-baik saja?