Apakah rupiah benar-benar baik-baik saja?

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada presiden RI sekarang, bapak Joko Widodo,
saya ingin mengajak kawan-kawan melihat dari data yang ada terkait rupiah, dollar, dan mata uang negara lain. Saya membuat analisis sederhana ini dengan tujuan menjawab pertanyaan masyarakat bahwa apa yang sebenarnya terjadi dengan perekonomian/keuangan kita secara statistik. (Apa rupiah baik-baik saja?)

Semua data yang saya dapatkan adalah data dari google. Saya hanya memasukan keyword 'dollar' + 'ke' + 'mata uang X'. Sehingga dengan otomatis akan muncul graphic yang menunjukan nilai tukar suatu mata uang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal ini saya lakukan untuk alasan praktis saja. Untuk kevalidan dan reliabilitas data yang ada saya serahkan sepenuhnya kepada penyajian data yang diberikan google. Saya memilih google sendiri karena google bukan seperti perusahaan/lembaga survey dalam bangsa, sehingga hasil yang diberikan lebih netral.

Pertama-tama mari kita lihat berapa nilai tukar rupiah pada hari ini 30 Agustus 2017 pukul 3.00 PM. Setelah memasukan keyword 'Dollar ke Rupiah'  maka hasil yang di dapatkan adalah 14.716,80.



Gambar 1

Gambar di atas juga telah memberikan grafik bagaimana nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pada kisaran 2006, dollar masih berada pada titik lebih kurang 10.000. Kemudian, sebelum 2010 pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai titik tengah antara 10.000 dengan 15.000. Pada tahun selanjutnya rupiah kembali menguat hingga turun kembali sampai dibawah 10.000. Namun, pada 2014 ke atas rupiah mulai menunjukan perlemahan yang terus menerus hingga 2018 sehingga nilai tukar rupiah hampir mencapai 15.000.
Dengan acuan bahwa bapak Jokowi mulai menjabat sebagai presiden pada tahun 2014, maka bisa dilihat bahwa selama 4 tahun pemerintahan bapak Jokowi belum mampu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Sebagai tambahan, saya kemudian mencoba untuk mencari tahu apakah nilai tukar mata uang di negara tetangga juga mengalami hal yang sama. Untuk itu secara random saya memilih Thailand, Brunei, Singapura, dan Malaysia untuk juga di analisis dengan prosedur yang sama.

Berikut ini hasil dari pencarian pada Google:



Gambar 2


Gambar 3



Gambar 4
Gambar 5

Di Thailand, saat ini nilai tukar Bath ke dollar adalah 32,71. Sebelum tahun 2006, Bath ke dollar adalah cukup tinggi melebihi kisaran 40.  Namun, perkembangan setelahnya dari tahun ke tahun nilai tukar Bath terhadap dollar terlihat masih normal. Pada 2018 awal sempat terlihat grafik berada dititik cukup rendah, namun mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan yang ada bahkan masih belum mencapai garis tengah antara 30 dan 40 Bath. Berdasarkan data yang ada, nilai tukar Bath ke Dollar menunjukan kestabilan ekonomi di negara Thailand dengan asumsi bahwa pengaruh ekonomi dunia hanya menggeser sedikit grafik pada gambar diatas.

Hal yang cukup menohok bangsa ini sepertinya adalah apa yang bisa kita lihat pada mata uang dollar Brunei. Saat ini dollar Brunei terhadap dollar Amerika adalah berkisar 1,36. Hal ini menunjukan perekonomian di Brunei sangat sehat. Bahkan, pada 2018, di saat ekonomi dunia sedang terguncang, negara Brunei Darussalam malah mengalami penguatan mata uang.

Selanjutnya, gambar grafik terkait  Singapura menunjukan hal yang serupa dengan Thailand. Sebelum tahun 2006, nilai tukar dollar Singapura sangat lemah namun terus menguat secara signifikan bahkam pada tahun antara 2010 dan 2014 telah mencapai titik 1 dollar Singapura sama dengan 1 dollar Amerika. Untuk melihat persamaan dengan Indonesia maka pada tahun 2014 ke 2018 terlihat juga di Singapura mengalami perlemahan dan penguatan. Pada garis terakhir menunjukan bahwa 2018 ini dollar Singapura ikut mengalami perlemahan namun masih berada pada titik dibawah 1,4.

Pada gambar terakhir adalah grafik nilai tukar Ringgit terhadap dollar. Berdasarkan data, maka sebelum 2014 nilai tukar ringgit terhadap dollar sangat stabil. Namun, 2014 kedepan mengalami perlemahan secara signifikan bahkan mencapai titik 4 ke atas. Pada 2018, dengan Perdana Mentri yang baru, nilai tukar ringgit terhadap dollar sedikit ditekan ke bawah namun kembali melemah akhir-akhir ini walau belum mencapai titik tertinggi pada tahun dibawah 2018.

Setelah menganalisis setiap data yang ada, kebanyakan negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand mengalami perlemahan nilai tukar mata uang walau di . Yang perlu kita lihat adalah perlemahan tertinggi di Indonesia, sedang negara lain hanya mengalami perlemahan sedikit. Di samping itu, satu hal yang tidak boleh kita anggap biasa adalah Brunei Darussalam malah mengalami penguatan dalam mata uang saat krisis ekonomi dunia terjadi. Hal ini memunculkan harapan atau menjadi contoh bagi ekonomi kita di Indonesia sendiri bahwa sebenarnya kita bisa menjadi negara dengan ekonomi yang kuat walaupun di dunia sedang bermasalah.

Begitulah hasil analisis saya secara sederhana semoga bisa menjawab pertanyaan yang telah di ajukan diatas terkait keadaan ekonomi kita. Ya, rupiah sedang sakit. Mari kita turut mendoakan pemerintah sekarang supaya usahanya untuk memperkuat perekonomian berhasil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

muhasabah rindu kami